Minggu, 13 Desember 2015

Obat sedih

Saya dapat info dari sebuah forum bahwa tanggal 21 November 2015 maskapai Qatar Airways kembali mengadakan perekrutan awak kabin. Sebenarnya ini event rutin mereka, setiap 3 bulan sekali mereka pasti open registrasi dan ini adalah kali keempat saya ikutan. Pertama kali ikutan saya gagal di tahap CV submission, kedua kali ikutan saya berhasil sampai tahap interview pendek dengan perekrut yang berasal dari Inggris. Lalu yang ketiga kali mencoba, saya gagal pada tahap CV submission. Waktu itu saya diberitahu kalau hari itu hanyalah drop CV saja, pemberitahuan lolos atau tidaknya ke tahap berikut akan dihubungi malam harinya sekitar pukul 6 melalui telepon atau email. Pada saat itu saya percaya aja di PHP begitu. Sedari siang hingga malam jantung saya deg-deg-ser nungguin kabar dari Qatar. Saya tunggu sampai jam 9 malam tidak ada kabar juga, ya sudah saya paham bahwa saya tidak lolos tahap itu. Nah, 21 November kemarin saya iseng coba lagi dan diberitahu hal yang sama. Disuru tunggu kabar sampai jam 6 sore, kalau ga dikabarin ya berarti ga lolos. Tapi kali ini saya agak pintar, mendengar recruiter-nya ngomong begitu saya langsung ngerti kalau saya ga lolos.

Keluar ruangan interview saya paksain raut wajah saya sumringah sampe pacar saya nanya, "lolos ya?".  Dan saya katakan sama dia, "nggak". Dia bingung lalu saya ceritakanlah ke dia. Sewaktu ikut rekrutmen Qatar yang kedua kali, ketika drop CV siang itu juga interviewer ngasih saya surat pengantar untuk ikut ke Assesment Day keesokan harinya dan dia minta saya jangan beritahu peserta diluar ruangan kalau saya dapat surat itu. Jadi, kalau kali ini saya ga dapat surat pengantar artinya saya sudah gagal maju ke tahap test berikutnya. Saya ceritakan hal tersebut ke pacar, dia pun kemudian menghibur saya. Dia bilang rekrutmen berikutnya coba lagi. Ahh~ baiknya dia, ya. Pret!

Dari hotel Gran Melia, tempat rekrutmen Qatar digelar, kami bertolak ke Setiabudi Building untuk nonton film Hunger Games : The Mockingjay part 2. Kelar beli tiket ternyata kami masih punya waktu cukup lama untuk jalan-jalan. Bingung mau ngapain disana karena kondisi disana saat itu lumayan panas, saya jadi enggan untuk nongkrong. Akhirnya pacar saya ngajak makan pasta (one of my fave food :D ) ditempat langganan dia dulu sewaktu masih kuliah.

Saya pikir tempatnya, tuh di gedung restoran eh ga taunya di dalam hotel Aston Kuningan, namanya Pastis Kitchen & Bar. Begitu tiba di lokasi, dalam hati saya berkata "Jaelah.. Masa mudamu mevvah banget, Ay. Tongkrongannya di resto dalem hotel, chuy." Haha.

Dia bilang kostnya dulu persis di belakang hotel Aston ini. Dulu dia dan sahabat baiknya suka makan dan ngobrol sambil ngerokok disini. Dulu, sih ga mahal-mahal banget katanya. Katanya...

Jujur aja saya mupeng sama semua menu yang ada, keliatan menarik semua untuk dimakan. Mulai dari soup, pizza, pasta sampain masakan Indonesianya. Setelah bingung memilih akhirnya kami memesan Pizza Margarita, Gnocchi Gratin dan Lychee ice tea.

Suasana disana waktu kami datang sedang sepi walau disisi lain restoran sudah di-book untuk acara ulang tahun anak. Saya pun jadi kepo pengen tahu kalau ngadain acara disitu berapa harganya. Dikasihlah saya beberapa lembar kertas yang isinya daftar harga beserta menu sama si mbak waitres. Ada 2 paket buffet untuk acara orang dewasa, paket pertama 240.000/pax dengan minimal order 40 pax, sedangankan paket kedua 270.000/pax minimal order 30 pax. Berarti kalau saya mau traktir teman-teman saya makan disini kira-kira keluar kocek 8 sampai hampir 10 juta. WOW! Udah bisa kebeli motor seken satu biji pemirsah. -_-

Entah karena saya datangnya siang-siang (jam 2 siang) atau karena memang resto ini selalu sepi jadi suasananya senyap gitu, waktu saya dan pacar datang yang makan cuma kami berdua doang. Tapi saya suka sama dekorasinya, cozy. Sofanya empuk dan yang paling penting posisi meja ketika kami makan itu passs. Kadang suka bete sama resto yang meja makannya ketinggian atau malah kependekan.



Maapkan saya yang bloon motoinnya, maklum ga ada bakat photography.


Ini Gnocchi Gratin saya!

Begitu piring disajikan di depan saya, iler langsung netes lho. Ah, lebay kowe! Eh tapi seriusan aroma kejunya sedap banget. Tampilan masakannya juga tempting. Begitu saya kuak dalemnya, kepulan asap langsung nyeruak keluar barengan dengan aroma keju (lagi). Sausnya creamy kental. Pastanya empuknya pas. Rasanya? Jangan ditanya. ENAK! 

Ga seperti resto-resto lain yang pelit ngasih saus krim, Gnocchi Gratin ini melimpah ruah saus krimnya tapi ga bikin eneg. Pokoknya semua-muanya serba pas. Pas rasanya, pas enaknya, pas porsinya.

 Pizza Margarita

Salah satu kebiasaan jelek pacar saya : kalau bingung mau makan apa, "Kamu yang pilihin, deh. Aku bingung." Dan disinilah tantangannya. JEGER! Saya harus mikir makanan apa yang kira-kira sesuai dengan seleranya. Tantangan berlipat menjadi dua ketika itu adalah kali pertama saya makan di restoran tersebut, jadinya gambling. Kalau salah pilih, pacar saya pasti ngomel dan bisa berakhir dengan ga jadi makan.

Saya tau dia seneng rasa asam jadi saya pilihkan dia Pizza Margarita yang isinya cuma saus tomat, keju mozarella, potongan tomat segar plus basil. Walau isinya sederhana tapi rasanya lumayan enak dan yang ga kalah penting.. pizza-nya tipiiissss. Saya susah menemukan pizza tipis yang seperti ini. Kebanyakan pizza tipis yang saya temui roti pizza-nya lebih mirip seperti cracker--garing ga jelas.

Keliatannya cuma dikit, ya tapi kenyang mampus kami berdua ngabisinnya. Dua slice pizza terakhir aja dorong-dorongan, sama-sama udah kenyang dan ga sanggup makan lagi. Tapi untung kami berdua tipe orang yang ga suka buang-buang makanan, dipaksain deh masuk perut itu sisa pizza masing-masing satu slice. Hahaha.

Selesai makan, kami pulang--ga bayar. Yakali! Tetep harus bayar, dong kecuali punya kekuatan super macam si Invicible Woman Fantastic Four. Abis makan trus ngilang, keluar dari resto tanpa ada orang yang lihat. Kalau saya beneran bisa begitu, cepat kaya saya. Sekalian aja nyusup ke dalem bank bawa koper, masukin uang dan emas batangan dari brankas bank ke dalam koper lalu melenggang keluar bank dengan wujud tak kasat mata. Ngimpi aja deh ah. -_-

Untuk 2 porsi makanan dan 2 gelas Lychee ice tea (fyi, bisa refill es teh tawar lho) kami menghabiskan sekitar hampir 300 ribu. Terhitung mahal untuk kantong saya yang gagal belum kesampean jadi pramugari Qatar. Hiks! Overall saya kasi nilai 9/10 untuk Pastis Kitchen & Bar karena udah bikin masakan yang enak sehingga sedih saya karena Qatar jadi terobati. Mwuach~

Senin, 30 November 2015

Malam tanpa curhat sama tembok

Saya punya sahabat karib. Kami berteman sudah lamaaa sekali, nyaris seperempat abad. Yup! Dia teman masa kecil saya, kami berteman semenjak masi duduk dibangku sekolah Taman Kanak-kanak (TK). Sebenarnya saya ga inget pasti gimana kami berteman sewaktu dulu. Saya hampir tidak bisa mengingat masa-masa TK saya, mungkin karena terlalu sibuk kesana-kemari jadi kurang memperhatikan lingkungan sekitar. Saya cuma diceritakan sama mama dan nenek kalau saya sewaktu kecil ga bisa diem, ga bisa kalem, ga bisa duduk tenang.



Yang saya ingat tentang teman karib saya ini bahwa saya dulu sebel banget sama dia. Anaknya sombong, suka pamer kalau selangkah lebih maju dibanding saya. Saya masi ingat dulu lagi ada tren sepatu sekolah anak cewe hak tinggi, mirip sepatu boot, dan dia punya duluan. Pagi-pagi di sekolah dengan bangganya dia pamerkan ke saya dan saya kesal setengah mampus. Saya iri karena kalah cepat. Tapi ya namanya anak kecil, biar sebel sampe ubun-ubun tetep aja main bareng. Bukan karena rumahnya dekat dengan rumah saya. Rumah dekat pun saya tetap dipingit sama mama. Saya dilarang sering-sering pergi keluar main, sekalinya diizinkan pun hanya boleh 1 jam.

Tapi tidak hanya kesebelan saya aja yang saya ingat dari sahabat saya ini sewaktu kecil. Walau dia katakanlah sombong, tapi dia mau berbagi dengan saya. Keluarganya lebih berada ketimbang saya, mamanya mampu membayar guru les private kerumahnya dan setiap kali ia ada les saya dipanggil kerumahnya untuk belajar bersama sampai-sampai guru les private-nya merasa dirugikan. Bayar 1 tapi yang ikut, kok 2?! Hahaha.. Dari kecil sudah licik.

Singkat cerita, kami berteman hingga dewasa. Walau sempat hilang kontak selama beberapa tahun namun kami akhirnya berhasil bertemu kembali. Orang bilang itu jodoh namanya. Dan disuatu sore dia mengirimkan pesan singkat ke ponsel saya. Awalnya dia cuma bertanya, sepulang ngantor nanti saya ada rencana kemana. Lalu pembicaraan berlanjut hingga sebuah ajakan terlontar.

"Nongkrong, yuk. Bosen, nih tiap malem ngobrol sama tembok.."

Jadilah kami meet-up dan pilihan jatuh ke sebuah tempat nongkrong bernama Open Door yang berlokasi di Apartemen Royal Mediterania Garden, dekat dengan mall Central Park. Sebenarnya saya ga suka nge-beer tapi karena tadi di chat teman saya ini bilang kepingin minum-minum cantik, ya saya definisikan itu sebagai ajakan minum alkohol kadar kecil. Haha..

Setelah bolak-balik baca menu dan bertanya-tanya kepada waiters yang bertugas, kami akhirnya memutuskan memesan bir Heineken. Saya pernah menonton film dengan judul yang serupa dengan merk bir ini dan rupanya itu merupakan kisah nyata si founder. Nanti kalau ada waktu saya review filmnya disini. :p

Kami mengobrol selama kurang lebih sejam. Mulai dari ngobrol ngalor ngidul sampai gosipin orang tapi satu botol bir ini, kok rasanya ga habis-habis. Sedangkan kalau lihat orang lain minum bisa sampai 1 bucket. Oh, iya! Kami sempat berfoto selfie, dong. Ga boleh sampai lupa itu.




Baru minum sebotol saya udah agak pusing plus lapar. Tadi sebelum memesan bir saya sempat lihat ada satu nama menu yang menarik hati saya untuk nyicip. Pas kebetulan tipsy ini bikin laper, jadi saya putuskan untuk pesan satu porsi.





Mushroom Cream Soup. Sejujurnya saya sempat kecele. Yang ada dibayangan saya adalah semangkuk sup creamy berwarna putih seperti yang ada di KFC gitu, lho. Makanya saya sempat kaget begitu yang datang bentuknya warna kecoklatan. Kalo kata pacar saya, "Lha sup krim jamur emang begitu warnanya, kalau sup krim ayam baru putih." Malu, deh ketauan norak baru tahu. Hahaha.

Rasanya biasa saja, tidak ada yang istimewa bahkan saya harus menambahkan lagi sedikit garam supaya lebih ada rasa. Teksturnya kental tapi pas. Saya kasi ponten 5 untuk sup ini.



Rabu, 18 November 2015

Kotak Ajaib

Hari ini mood saya berantakan karena serangkaian kejadian ribet yang terjadi sedari pagi sampe siang. Mungkin sebenarnya ga ribet-ribet amat, cuma karena saya lagi sakit kepala aja jadi kurang fokus dan agak emosi. Mulai dari ngomel di kantor, nahanin nangis sampe saya mau balas dendam biar hati ini plong dan mood saya bagusan.

Salah satu pelarian saya ketika mood jelek gini, ya makan. Saya seneng jajan, seneng makanan enak apalagi kalo ditraktir. Itu mah semua orang juga seneng. Gyahahahaha..

Dan pilihan jatuh kepada pasta. Saya sebenarnya tipe orang yang kalo lagi seneng sama sesuatu, sesuatu itu bisa saya lakukan terus menerus setiap hari. Sebagai contoh si pasta ini, sedari minggu lalu saya sudah ngidam kepengen makan pasta tapi belum kesampean. Sampai pada suatu ketika saya dapat kesempatan untuk makan beef fettucini PHD, pastanya cukup creamy dan asin. Padahal saya penggemar makanan asin lho, biasanya kalo saya bilang gak asin, orang-orang akan berpendapat kalau makanan itu sudah asin. Lha ini fettucini PHD-nya menurut saya asin gimana kalau dilidah orang lain??

 Berhubung mood saya lagi ga bagus plus saya belum bosan makan pasta, siang ini saya putuskan untuk delivery pasta dari Heavens Bee Emporium Mall Pluit pake GoJek. Saya pesan penne beef carbonara karena waktu dulu pernah pesan rasa creamy mushroom rasanya kurang nampol.

Kira-kira 40 menit setelah order dari fitur aplikasi GoJek, si abang GoJek pun datang ke kantor, membawakan makan siang saya.

Kotak kemasannya lucu, ya. Dengan pilihan warna kuning dan ekspresi wajah senyum diatasnya, saya harap bisa nularin saya juga supaya ga cembetut lagi.




TARAAAA!! Begini isinya pemirsah. Agak kecewa, sih karena saus carbonara-nya kurang banyak. Saya terbiasa makan pasta dengan saus yang melimpah ruah. Biar kata orang bilang eneg tapi saya sukaaa.

Saya pesan yang ukuran medium dengan harga 42rb ditambah ongkos abang GoJek 21rb. udah diitung 2500/km T_T  Anggap aja ongkos macet dan malas jalan, deh.

Overall, walau sausnya kurang banyak tapi rasanya tetap oke. Saya kasi nilai 7 dari 10 karena setelah makan ini mood saya berhasil membaik. Mungkin kalau sausnya dibanyakin nilainya bisa 8 atau 9 atau 10 kalau saya lagi baik. :p

Saya si Hantu Perawan

Hello..

Saya SoHee. Iya, tau namanya kaya nama Korea tapi sayangnya saya orang Jakarta dan nama aslinya bukan itu, kok. Hihihi..

Trus kenapa pake nama itu? Kalo kata om Shakespeare, apalah arti sebuah nama. Tapi kalo masi kepo juga yauda deh dikasi tau. Kwkwkw.. Jadi, alkisah saya dulunya adalah seorang gamers. Mulai dari game konsol, game di HP sampai game online jenis apa pun saya mainkan. Favorit saya di jaman itu adalah game Ragnarok dan saya jatuh cinta dengan salah satu karakter monster yang namanya Sohee. Dikisahkan Sohee adalah sesosok hantu perawan yang belum pernah memiliki cinta sejati dalam hidupnya. Berasal dari keluarga berada, Sohee dijanjikan masa depan yang bahagia dengan tunangannya, tapi perang terjadi ketika negaranya diserang oleh negara luar negeri. Tunangannya direkrut untuk ikut berperang dan kemudian kembali tapi udah jadi mayat. Dipenuhi dengan kesedihan, Sohee melompat ke danau untuk melihat cinta lagi dalam kematian.

Sedih, ya?! Kasian banget idupnya. Karena tampilan wujud dan kisahnya yang menarik itulah saya jatuh cinta. Dan semenjak itu nickname saya adalah SoHee. Alasan lain pakai nama SoHee adalah karena nickname saya yang sebelumnya mendadak dipakai banyak orang. Mau regis apa-apa eh keluarnya : "Id yang Anda gunakan sudah terpakai". Ngeselin! Dan so far, nama SoHee belum banyak yg pakai jadi saya mau daftar ID dimana-mana masi tersedia. Hehehe..